Bulan puasa telah tiba.
Semua orang menyambut bulan yang penuh rahmad dan ampunan ini dengan suka cita.
Satiap orang pasti punya cara unik saat bulan puasa.
Di sekitar tempat
tinggalku yang masih tergolong desa ini, ada beberapa anak kecil yang dengan
setianya membangunkan masyarakat sekitar agar tidak terlambat sahur. Masyarakat
desaku menyebutnya “tek-tek keliling”. Ya, dengan alat musik seadanya mereka
membunyikan alat tersebut sambil bernyanyi. Dengan suara yang cukup gaduh itu mereka
berkeliling kampung. Jumlahnya tidak banyak, sekitar 8-12 orang saja. Mereka
yang melakkukan tek-tek keliling ini mayoritas dalah anak-anak usia sekolah
dasar.
Tanggapan dari masyarakat
sekitar pun beragam. Ada yang senang, karena masyarakat merasa terbantu saat
banggun mempersiapkan makanan untuk sahur mereka. Ada juga masyarakat yang
berpendapat bahwa anak-anak itu masih dalam tahap bermain, jadi mereka tidak
membatasi tingkah laku si anak saat melakukan tek-tek ini. Ada kalanya
masyarakat terganggu dengan ulah para anak-anak ini. Masyarakat yang sedang
sakit misalnya, mereka merasa terganggu. Masyarakat yang punya anak balita juga
merasa terganggu. Mereka kawatir apabila si balita bangun dan mengganggu sang
ibu dalam mempersiapkan makan sahur.
Saat ini, tektek keliling
ini pun semakin lama semakin ditinggalkan. Budaya masyarakat yang dilakukan di
bulan puasa ini dulunya sangat eksis sekali. Dulu di desaku ada sekitar 3-5
kelompok tek-tek keliling ini. Sangat ironis, sekarang hanya tersisa 1-2
kelompok saja.