Tuesday, February 21, 2012

K.H.S

Hari ini Jumat, 24 Februaru 2012, adalah saatnya aku untuk menerima KHS. KHS tu kepanjangannya Kartu Hasil Studi. KHS diberikan ketika kita sudah menyelesaikan satu semester penuh dan sudah melaksanakan serangkaian mid test maupun ujian akhir.
Pembagian KHS kali ini adalah yang pertama kali ketika ak kuliah. Yaa “the 1st study result card” buat aku. Walaupun pembagian KHS kali ini gak sampe tegang banget. Karena sebelumnya aku sudah tau seberapa hasil studi atau KHS ku. Itu berkat ketua kelasku yang baik hati yaitu “mas kevin”. Dia bela-belain datang ke kampus saat liburan, nungguin rapat yudisium para dosen, dan menyebarkan hasilnya ke teman-teman. Hahh dia emang ketua kelas yang baik banget! Pantas lah dia kan ‘mantan ketua osis’ di sekolahnya dulu..
Tadi saat datang dosen wali datang, kok langsung tegang dikit yaa! Dosen waliku sekarang adalah Pak Wien. Beliau adalah dosen yang baik banget, pengertian, dan santai. Usianya tampak sudah sangat ‘sepuh’. Beliau kan termasuk jajaran dosen senior di jurusan elektro. Begitu datang beliau langsung membagikan KHS. Beliau pertama kali membagikan KHS kepada aku ‘especially’. Haha karena nilai aku yahh bisa dibilang tinggi with’katrolan’. Walau begitu aku sangat bersyukur mendapat hasil yang demikian. Beliau juga berpesan supaya aku bisa mempertahankan nilai ip biar saat lulus nanti bisa ‘cumlaude’ alias sempurna. Aku pun gak begitu mengejar nilai biar dapet ‘cumlaude’ itu. Aku pun belajar juga sewajarnya seorang mahasiswa biasa. Datang ke kampus mendengarkan, mencatat, bertanya, dan yang lainnya lah. Dapet predikat ‘cumlaude’ itu nomer ke seberapanya deh. Yang utama adalah menerima transfer ilmu dari dosen pengampu. Kalau itu bisa dilaksanakan bisa dipastikan segalanya akan oke. Walau sebagai seorang mahasiswa, kadang kala kita lupa tugas utama kita. Yah betul, tugas utama kita kuliah itu adalah untuk belajar. Ada pula temen yang datang ke kampus hanya buat main-main, melamun, galau, dll. Semoga aku gak seperti itu! Amin. Aku akan berusaha jadi diri aku sendiri.
Hari rabu kemarin saat pelajarannya bu iswanti, beliau bilang kalau yang mendapat rangking satu harus jadi ketua kelas. What? Itu artinya aku harus jadi ketua kelas? Ohh no. aku paling males kalo jadi ketua kelas. Selalu diberi beban mengatur anak-anak orang yang karakter dan tingkah laku yang beda-beda, juga mendapat tugas lain yang berat gitu. Biasanya ketua kelas tuh: harus paling rajin dari yang lain, selalu menghubungi dosen yang bermasalah, kalau ada apa-apa di kelas yang disalahkan pertama kali tu ketua nya. Sudah siapkah ak menerima itu semua? Kayaknya masih belum mampu kalau harus jadi seorang ‘ketua kelas’. Tapi kalau pun saatnya aku harus menjadi seorang’ketua kelas’ aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan kewajiban ku dengan sebaik-baik yang aku bisa. Andai aku bener jadi ketua kelas, aku justru gak mau yang jadi di suruh-suruh. Aku akan menyuruh anak buah sesuai tugas yang ia mampu lakukan. Ini akan membuat segalanya akan seimbang.

Wednesday, February 15, 2012

Pengumuman

Aku tahu hari ini, rabu 15 Februari 2012, adalah hari pengumuman hasil rapat yudisium atau pengumuman indeks prestasi yang clear. Sebelumnya aku udah ga begitu mikirin ip aku berapa. Entah dapet berapapun aku tetap bersyukur saja. Kan ini masih semester satu jadi masih ada semester-semester berikutnya. UAS udah berusaha penuh dan tinggal pasrah nungguin nilai ip keluar. Berjuang udah, berdo'a juga udah, dan yang terakhir emang harus pasrah nungguin berapa nilai ip.

Tadi sekitar jam 10 an ada sms dari mas kevin (ketua kelas ek 1b). Aku buka isinya “tmn2 ek-1b inilah ip dan ipk qt....”. Apa yang aku lihat pertama? Nomor absen paling bawah yaitu absen ku. Pas gue liat isinya “24. 3,89”. Alhamdulillaah... Seneng banget dapet ip segitu. Gak percaya sumpah bisa dapet ip segitu! Gimana yah rasanya.. seperti itu lah pokoknya. Aku kira ip ku di semester satu di kisaran 3,4an. Tapi malah melebihi segitu, ya alhamdulillah aja. Udah diberi nikmat harus di syukuri.

Pertama, terimakasih ku ucapkan kepada Allah SWT yang telah mendengar doa-doaku dan mengabulkannya. Semuanya tidak akan terjadi tanpa kehendak-Nya. Kedua, terimakasih kepada  kedua orang tuaku bapak, ibuk, dan semua anggota keluarga yang telah berkorban tenaga, waktu dan pikirannya untuk kelangsungan pendidikanku. Ketiga, terimakasih kepada dosen-dosen yang sudah memberikan ilmunya kepadaku. Aku tahu memberi ilmu kepada orang lain itu menurutku hal yang berat ya. Karena itu lebih sulit daripada belajar sendiri. Sulitnya kalau mengajari orang itu kita tidak tahu batas kemampuan orang itu seberapa. Dan yang terakhir, terimakasih kepada teman-teman, sahabat, dan semuanya yang sudah menemaniku di segala suasana sehingga aku bisa betah dan bisa bertahan sampai saat ini ketika jauh dari keluarga. Kalian semua rekanan yang baik bagi ku.

Mendapatkan hasil ip segitu merupakan penyemangat bagiku. Itu berarti aku harus mendapatkan ip yang lebih baik lagi di semester berikutnya. Semester satu udah selesai. Semoga di semester dua esok aku bisa mendapatkan ip yang lebih baik lagi. Amin.

Iklim Rumah

Beginilah kalau beberapa hari ada di rumah. Isinya cuma makan, tidur, mandi, sama maen-maen sama adek. Yah bergitulah hari-hari libur ketika di rumah. Di rumah, segalanya tuh gratis. Dari makan, mandi, listrik. Haha because kan numpang sama ortu. Kalau di kontrakan kan apa-apa musti bayar. Dari makan bayar, mandi bayar, tidur pun bayar pula.  Masa-masa libur ini terlihat seperti biasa aja. Gak ada yang beda. Semua berjalan apa adanya. Sebenarnya aku pengen ada sesuatu yang beda di liburku kali ini. Tapi, keadaan berkata demikian. So, because i'm happy.

Beberapa hari di rumah aku bisa bermalas-malasan. Hahaha. Pagi nonoton tipi terus ketiduran, siang tidur, malam pun tidur lagi. Kalau makan ya jangan ditanya lagi deh! Yang pasti lebih banyak dan intensitasnya lebih besar ketimbang di kontrakan. Makan di rumah tuh rasanya tenang dan bisa seratus persen pasti enak. Ya iyalah yang masak kan ibuk kita. Rasanya kurang atau lebih kan juga udah biasa gitu. Makanan yang dulu aku enggak suka malah sekarang ibuk sering masakin itu. Nasi goreng. Dulu aku paling anti makan yang namanya goreng-gorengan, nasi goreng, bakwan, mendoan, dan teman-teman sebangsanya itu. Sebenarnya masakan yang “goreng-gorengan” itu berbahaya jika dikonsumsi jangka panjang. Dia mangandung lemak jahat yang kalau terakumulasi dalam jangka panjang itu sulit dirombak oleh tubuh. Tentu lemak jahat itu akan masuk ke pembuluh darah kita. Jika semakin parah pembuluh darah kita akan terisi penuh oleh lemak. Kalian tahu ini penyebab penyakit strook. Penyakit yang nomor satu di indonesia menyebabkan kematian. Aku tahu itu berbahaya, tapi kalau di rumah dihadapkan makanan ini gak bisa nolak gua. Because adanya cuma itu. 

Tidur di rumah sendiri udah pasti beda rasanya. Kalau di kontrakan tuh tidur suasanana kayak di ruang berAC tau nggak! Tapi beda cerita kalau di rumah. Kalau sedang terik-teriknya sudah pasti sangat panas udara luar. Kalau di semarang suhu sekitar 26-30 derajat celcius. Tapi kalau di kampung halamanku sendiri udara luar tuh bisa dipastikan >30 derajat celcius. Kebayang gak tuh! Siang-siang aja gak berani keluar rumah. Memang otomatis dari dulu kalau siang-siang tuh pasti di rumah. Orang tua dari kecil udah membiasakan seperti itu jadi ya just follow ajah!

Pantas lah kalau udara di kampungku bisa terik panas luar biasa. Samping rumah ada sawah, tanah lapang, sedikit pohon pula. Karna rumahku ini letaknya di daerah industri rumahan yaitu industri genting dari tanah liat. Beginilah keadaannya. Tapi inilah rumahku. :))

Saturday, February 11, 2012

Harvest Time

Hari ini jadwalnya aku pulang ke rumah di jepara. Sebelumnya aku di semarang ada urusan buat daftar ulang. Daftar ulangnya hari jumat kemaren. Aku pulang dari kontrakan sekitar jam 4 sore. Suasana saat itu cerah, terik, panas, tapi udah ada tanda-tanda mau hujan pula. Di jalan aku ngemudikan my lovely vehicle slowly banget. Haha maklum lah kita anak ga suka ngebut-ngebut. Di jalan suasananya juga udah ramai lancar because its time nya orang pabrik pada pulang. Kalau dilihat-lihat di semarang tu ga begitu beda dengan di kudus. Banyak orang-orang yang bekerja di pabrik. Maklum lah semarang sama kudus kan punya pabrik-pabrik besar karyawannya pun banyak pula. Di semarang punya pabrik jamu terbesar, di kudus punya pabrik rokok besar. Sungguh punya karakteristik yang hebat pula.

Perjalanan pulang udah mencapai setengah perjalanan menuju kampung tercinta. tepatnya sampai di jalur lingkar demak. Di samping kanan-kiri tampak padi-padi yang sudah kuning merunduk. Itu artinya masa panen sedang berlangsung. Banyak banget pekerja di sawah yang memanen padinya tadi. Mereka terlihat sangat semangat sekali menjalani masa panen ini. Begitu pula para petani yang sudah menanam, mengairi, dan memanen. Setelah menanti masa-masa panen sekitar 3 bulan akhirnya para petani bisa tersenyum lebar. Melihat ladang yang sudah lama mereka tanam dan sekarang sudah kuning merunduk rasanya segala jerih payah yang mereka lakukan terbayar sudah. Kini tinggal saatnya menikmati hasilnya.

Di daerah demak tepatnya di desa bakung juga seperti itu. Banyak sekali pekerja yang memanen padi. Di kanan-kiri jalan tersebar padi-padi yang sudah menguning. Petani dan semua pekerja semangat sekali memanennya. Sudah petang dan hasil panen mereka sudah menunggu di samping kanan dan kiri jalan untuk segera diangkut. Tampak ekspresi lelah para petani dan para pekerjanya itu. Dibalik lelah yang mendera mereka, terlihat senyam dan bahagia yang tiada tara.

Panen saat ini adalah rezeki untuk kerja keras dan pengorbanan mereka selama ini. Semuanya hanya untuk sang anak, mereka tentu melakukan yang terbaik untuk anak mereka. Untuk pendidikan terutama. Walaupun sebagian besar dari anak-anak petani hanya lulus sampai sd, smp, atau sma. Jarang sekali anak-anak mereka sampai mengenyam di perguruan tinggi. Mohon maaf kalau anda tersinggung. Tapi inilah kenyataannya. Mereka sudah men-judge anak mereka kalau kuliah itu butuh dana yang besar. Para petani ini sudah berpikir menyerah bahwa mereka merasa tidak mampu menanggung beban kuliah anak. Ini juga benar. Tapi kalau di jalani dan pengorbanan untuk sang anak dengan ikhlas maka akan dimudahkan segalanya. Karena kita tidak tahu bagaimana nasib kita kelak.

Monday, February 6, 2012

Mengapa Elektronika?


Sejak SMA aku ingin sekali kuliah di bidang elektronika. Di bidang ini aku menaruh harapan besar untuk kemajuanku kelak. Aku punya angan-angan di bidang ini.

Kemajuan teknologi akhir-akhir ini sangat pesat perkembangannya. Untuk itu aku diharuskan untuk menguasai sebuah bidang teknologi, diantaranya elektronika. Aku kuliah di Politeknik Negeri Semarang. Ya tentunya aku diharuskan tinggal di Semarang. Aku belajar di program studi elektronika. Disini aku diajari sesuatu yang berhubungan dengan teknologi elektronik. Sangat menyenangkan belajar di program studi yang sesuai dengan harapan kita. Ternyata semuanya diberi kemudahan dalam menjalaninya.

Tentunya beda pengertian antara teknik elektronika dengan teknik elektro. Kalau di elektronika, kita diajari berbagai hal yang berkaitan dengan arus lemah. Misalnya desain PCB, mikroprosesor, alat elektronik, dll. Di bidang ini memang tengah berkembang  pesat. Diantaranya perkembangan handphone, laptop, tablet, smartphone, dll. Kita bermain komponen-komponen yang bentuknya mini alias kecil-kecil. Sebetulnya sulit memang, tapi kalau dinikmati yang sulit akan menjadi mudah. Eeittss… jangan di buat mudah ya! Ntar gak maksimal hasilnya! Hehehe. Kalau di teknik elektro, kita mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan arus kuat. Misalnya instalasi listrik, distribusi listrik, dan pembangkit. Tentunya butuh tenaga yang lebih ekstra dalam bidang ini. Harus mempunyai fisik yang kuat karena di bidang ini dituntut untuk bisa bertahan di tempat yang ekstrim.

Mengapa aku memilih polines? Lapangan pekerjaan sekarang sangat sulit. Banyak lulusan berpendidikan sarjana menganggur bertahun-tahun. Untuk itu sekarang yang relevan dengan dunia kerja adalah pendidikan vokasi. Dalam pendidikan vokasi, kita diarahkan untuk menuju dunia kerja. Penyelenggara vokasi di Jawa Tengah diantaranya di polines. Saya percaya pada polines, karena polines punya reputasi yang baik dan banyak perusahaan yang menanti lulusan dari polines. Terbukti, sebelum wisuda saja sudah banyak yang diterima rekrutmen kerja di berbagai perusahaan. Aku ingin menjadi bagian dari mereka yang diterima kerja sebelum di wisuda. Semoga aku bisa!

Realitanya, banyak teman-temanku yang pilih polines karena belum diterima di PTN yang mereka inginkan. Termasuk aku juga. Dulu yang aku inginkan itu polines, tapi juga disuruh untuk daftar PTN lain. Benar saja, aku hanya diterima di polines. Allah punya jalan terbaik dalam hidupku. Sukses dalam akademik, sahabat, dan pribadi…